Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Blitar mengungkapkan sikapnya terkait insiden atlet futsal yang ditendang selama momen sujud syukur pada Porprov Jatim VII, yang terjadi pada Rabu (21/9). KONI Kabupaten Blitar akan mengikuti hasil keputusan Panitia Disiplin (Pandis) Porprov Jatim VIII dalam mengatasi masalah ini.
Tonny Andreas, Ketua KONI Kabupaten Blitar, menjelaskan, “Kami masih mempelajari sanksi yang dikeluarkan oleh Pandis. Kami akan menyesuaikannya dengan AD/ART kami.” Sanksi yang diberikan oleh Pandis termasuk sanksi terhadap atlet yang melakukan tendangan, serta atlet yang dilarang berpartisipasi dalam event resmi selama 2 tahun.
Tonny juga mengatakan bahwa mereka meminta atlet, tim futsal, dan KONI Kota Malang untuk meminta maaf secara langsung kepada atlet yang ditendang. Hal ini dianggap sebagai bentuk pertanggungjawaban moral dari atlet yang melakukan insiden selama momen sujud syukur.
Selain permintaan maaf secara langsung, KONI Kabupaten juga akan mengirimkan surat kepada PB Porprov Jatim, KONI Jatim, dan lembaga terkait lainnya. Tujuannya adalah untuk mencapai kejelasan dan penyelesaian masalah yang terjadi.
“Kami ingin ada permintaan maaf secara langsung ke Blitar oleh atlet yang bersangkutan, kepada korban dan orang tua korban. Itu yang kami anggap penting,” tambahnya.
Tonny mengonfirmasi bahwa atlet yang ditendang, Hanafi Jauhari, akan menjalani visum dan rontgen di RSUD Srengat, Blitar, untuk memastikan bahwa ia tidak mengalami cedera serius. Semoga hasil pemeriksaan tersebut mengonfirmasi bahwa kondisi atlet tidak mengalami cedera yang berat.
–
Editor: Luthfia Azarin