Siswa SMKN 3 Blitar Gagal Mendaftar SNPMB, Kepala Sekolah Minta untuk Tidak Diberitakan

Maryani, Kepala SMK Negeri 3 Blitar, baru-baru ini meminta kepada para wartawan untuk tidak mempublikasikan insiden dimana puluhan siswanya gagal mendaftar SNPMB (Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru) melalui jalur SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi).
Meski jelas bahwa kegagalan ini disebabkan oleh kelalaian pihak sekolah, Maryani dan pihak sekolah tetap berharap agar kasus ini tidak dipublikasikan luas ke masyarakat.
Pada Jumat (7/2/2025), melalui sambungan telepon, Maryani menyampaikan permintaannya kepada para wartawan agar tidak mengunggah berita terkait.
Siswa-siswi di SMK Negeri 3 Blitar gagal mendaftar SNPMB lantaran mereka tidak terdaftar di Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), yang seharusnya menjadi tanggung jawab pihak sekolah untuk memastikan data siswa terunggah dengan benar.
Maryani sebenarnya mengakui masalah ini ketika dikonfirmasi secara langsung di sekolah. Namun, setelah wawancara, ia kembali menghubungi para wartawan dengan harapan agar penjelasannya terkait SNPMB tidak dipublikasikan.
Ia menjelaskan bahwa kendala terjadi pada tahap akhir finalisasi nilai, yang mengakibatkan tidak semua data siswa terunggah ke PDSS.
“Pada tahap satu hingga tiga, proses sudah berjalan dengan lancar, namun pada tahap keempat terjadi kendala teknis yang membuat nilai-nilai siswa tidak terunggah semuanya ke PDSS,” terang Maryani di kantornya.
Melalui permasalahan ini, pihak SMKN 3 Blitar menyatakan bahwa jumlah siswa yang gagal mendaftar jalur prestasi sebenarnya hanya 47 orang, bukan ratusan seperti yang diberitakan sebelumnya.
“Jumlah siswa yang didaftarkan melalui jalur prestasi sekitar 47 siswa. Yang dikatakan 250 itu tidak benar. Itu hanya keinginan awal saja, tapi yang benar-benar minat hanya 47 siswa,” tegas Maryani.
Setelah mengetahui sejumlah siswa tidak dapat mendaftar SNPMB, pihak sekolah kemudian mengambil langkah untuk memberikan kompensasi berupa bimbingan belajar selama enam bulan kepada siswa-siswi yang terdampak.
Langkah ini diambil dengan harapan agar bimbingan tersebut dapat membantu para siswa berprestasi dalam mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).
Maryani menegaskan bahwa kompensasi ini telah disepakati bersama oleh sekolah dan orang tua siswa. Selain bimbingan belajar, pihak sekolah juga akan membantu dalam biaya pendaftaran serta bekerja sama dengan komite sekolah untuk memastikan bahwa tidak ada biaya tambahan yang harus ditanggung oleh siswa.
“Langkah ini diambil dengan kerjasama yang baik antara sekolah, orang tua, dan siswa. Kami harap tidak ada permasalahan lebih lanjut,” ungkap Maryani.
Namun, meskipun pihak sekolah telah memberikan kompensasi, banyak siswa yang tetap merasa kecewa. Para siswa yang gagal mendaftar melalui jalur prestasi sebenarnya telah mempersiapkan nilai-nilai mereka sejak kelas 10 dengan harapan bisa masuk perguruan tinggi tanpa tes.
Kegagalan ini dirasakan sangat mengecewakan bagi mereka, mengingat upaya dan usaha yang telah dilakukan selama ini.
“Saya merasa sedih dan kecewa karena nilai-nilai ini sudah saya persiapkan sejak kelas 10, tapi sekarang tidak bisa mendaftar,” ungkap AE, salah satu siswa SMK Negeri 3 Blitar.
Meskipun kompensasi berupa bimbingan belajar telah diberikan, rasa kecewa siswa-siswa ini tidak sepenuhnya hilang. Mereka masih bingung dengan langkah selanjutnya yang harus mereka ambil.
“Kecewa, katanya ada kompensasi dari sekolah, tapi saya tetap bingung karena sejak dulu saya ingin kuliah dan nilai-nilai ini sudah saya siapkan,” sedihnya. (HEV/YUN)