Pemkot Blitar Gelontorkan Rp 30 Miliar untuk Tekan Kasus Stunting
Kasus stunting masih menjadi persoalan serius yang membutuhkan perhatian khusus di Kota Blitar. Tak mengherankan, pada tahun ini Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar mengalokasikan anggaran sekitar Rp 30 miliar guna menekan angka anak kurang gizi tersebut.
Jumlah anggaran tersebut tercatat meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 26 miliar. Tujuannya agar berbagai program dan langkah pencegahan stunting bisa dijalankan secara lebih masif, menyeluruh, serta komprehensif.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar, Dharma Setiawan, menuturkan bahwa dana sebesar itu dianggap cukup memadai untuk mendukung beragam program yang digagas demi menurunkan angka stunting. Menurutnya, program yang dilakukan tidak hanya berfokus pada intervensi gizi, melainkan juga menyentuh faktor lingkungan yang berpengaruh besar pada tumbuh kembang anak.
“Bagi kami, Rp 30 miliar tahun ini termasuk besar, sebab pendekatan yang dipakai bukan sekadar spesifik, tapi juga sensitif. Kedua pendekatan itu terus kami maksimalkan,” ujarnya dalam wawancara, Selasa (30/9/2025).
Ia menjelaskan, pendekatan spesifik dilakukan dengan pemberian makanan bergizi dan tambahan nutrisi kepada ibu hamil maupun anak berisiko tinggi (risti) yang rawan kekurangan gizi.
Sedangkan pendekatan sensitif dilakukan melalui kerja sama lintas organisasi perangkat daerah (OPD) untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh.
“Dua pendekatan ini sudah memberikan dampak cukup besar. Bahkan kini ada gerakan bersama yang lebih masif untuk menurunkan angka stunting di Kota Blitar,” jelas Dharma.
Pengawasan ketat juga dilakukan pada berbagai aspek, mulai dari kondisi rumah warga, akses air bersih, sanitasi, pembuangan limbah, hingga pengelolaan sampah domestik. Data menunjukkan, faktor lingkungan memberi kontribusi terbesar, di mana sekitar 70 persen kasus stunting dipengaruhi kondisi tersebut.
“Kami berupaya menerapkan strategi yang tepat, khususnya terkait faktor lingkungan yang selama ini menjadi penyebab dominan munculnya kasus stunting,” terangnya.
Dengan dukungan anggaran yang lebih besar serta sinergi lintas sektor, Dharma optimistis angka stunting di Kota Blitar bisa terus ditekan dari tahun ke tahun.
“Harapan kami, angka stunting dapat menurun signifikan setiap tahunnya. Dengan begitu, anak-anak Blitar dapat tumbuh sehat sekaligus melahirkan generasi yang lebih berkualitas,” pungkasnya. (HEV/YUN)



