Flushing Bendungan Wlingi dan Lodoyo Blitar Dimulai, Targetkan 500 Ribu Meter Kubik Sedimen untuk Optimalkan Fungsi

Ribuan warga Bumi Penataran memadati Bendungan Wlingi dan Lodoyo pada Sabtu (27/4) dalam rangka menyaksikan kegiatan flushing, sebuah upaya penting untuk meningkatkan kapasitas tampung air di kedua waduk tersebut.
Flushing ini ditargetkan mampu mengembalikan kapasitas hingga 500 ribu meter kubik sekaligus mengurangi endapan sedimen yang telah menumpuk selama setahun terakhir.
Ganindra Adi Cahyono selaku Vice President Regional 1 PJT I menjelaskan bahwa flushing sebenarnya merupakan kegiatan rutin tahunan. Namun, selama masa pandemi Covid-19, kegiatan ini sempat terhenti selama dua tahun sehingga menyebabkan endapan sedimen mengeras dan menutupi jalur air yang vital untuk berbagai kebutuhan seperti pembangkit listrik, penyediaan air bersih, industri, hingga irigasi pertanian.
“Flushing ini bertujuan menjaga volume tampungan waduk, mendukung ketahanan pangan, serta menjamin ketersediaan layanan air yang optimal,” ujarnya.
Proses flushing kali ini dijadwalkan berlangsung dari 27 April hingga 3 Mei 2025. Untuk mempercepat proses, enam ekskavator diterjunkan di Waduk Wlingi dan dua unit tambahan di Lodoyo dengan tugas mengaduk endapan keras di dasar waduk.
Target tahun ini cukup ambisius, yakni mengurangi sedimen sebesar 300 ribu meter kubik di Wlingi dan 200 ribu meter kubik di Lodoyo sehingga totalnya mencapai 500 ribu meter kubik.
Ganindra menambahkan bahwa karena ketebalan endapan cukup parah, pelaksanaan flushing tidak bisa selesai dalam satu hari. Ketika pintu waduk dibuka, debit Sungai Brantas pun meningkat drastis, menghasilkan arus deras selama 2–3 jam sebelum akhirnya kembali normal.
Ia juga mengimbau masyarakat, terutama yang kerap memanfaatkan momentum ini untuk menangkap ikan agar tetap berhati-hati terhadap derasnya arus air yang bisa berbahaya.
Selain itu, aktivitas flushing juga berdampak pada penghentian sementara operasional PLTA Wlingi dan Lodoyo. Kendati demikian, pasokan listrik ke jaringan PLN Nusantara Power dipastikan tetap aman berkat pengalihan suplai dari pembangkit lain.
Sucipto Eko Pranoto, Kepala Sub Divisi Operasi dan Pemeliharaan WS Brantas I PJT I menambahkan bahwa pelaksanaan flushing ini dilakukan melalui koordinasi intensif bersama berbagai pihak terkait seperti PLN, HIPPA (Himpunan Petani Pemakai Air), BPBD, PMI, hingga aparat kecamatan.
Melalui flushing ini, diharapkan kapasitas efektif Waduk Wlingi meningkat dari 2,4 juta meter kubik menjadi sekitar 2,7 juta meter kubik. Sedangkan untuk Waduk Lodoyo, kapasitasnya diharapkan naik dari 2,1 juta menjadi 2,3 juta meter kubik.
Menurutnya, saat kedua waduk itu pertama kali dibangun, kapasitas tampungannya lebih dari 5 juta meter kubik. Namun, karena sedimentasi yang terus terjadi, kini kapasitas efektifnya hanya sekitar 44–46 persen dari semula.
Selain kegiatan flushing, PJT I juga memanfaatkan momentum ini untuk melakukan perawatan peralatan PLTA, pemeriksaan sistem elektromekanis, pengecekan intake irigasi, serta perbaikan turbin.
Sucipto menegaskan bahwa flushing menjadi salah satu upaya strategis untuk menjaga kelangsungan fungsi waduk. Data menunjukkan bahwa setiap kali flushing dilakukan, kapasitas tampungan bisa bertambah sekitar 2–3 persen.
Ia berharap kegiatan flushing tahun ini tidak hanya meningkatkan kapasitas waduk, tetapi juga memperkuat kolaborasi antara Jasa Tirta I, PLN, petani, dan masyarakat sekitar dalam menjaga kelestarian sumber daya air di kawasan Brantas. (IND/SAN)