Keterbatasan Anggaran Tak Halangi Suksesnya Festival Kresnayana 2025

Festival Kresnayana (sumber gambar: blitarkawentar.jawapos.com)

Festival Kresnayana 2025 yang digelar pada pertengahan Juni lalu sukses besar dan disambut meriah oleh masyarakat. Meski tahun ini hanya digelar satu kali karena keterbatasan anggaran, antusiasme warga tetap membludak, bahkan mencatatkan rekor jumlah penonton terbanyak sepanjang sejarah penyelenggaraan.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Blitar, Suhendro Winarso, menjelaskan bahwa biasanya Festival Kresnayana digelar dua kali dalam setahun. Namun, tahun ini pihaknya harus menyesuaikan dengan kebijakan efisiensi anggaran.

“Walau hanya sekali, kami tetap berupaya memberikan penampilan terbaik. Dan terbukti, respon masyarakat sangat luar biasa,” ujar Hendro, sapaan akrabnya.

Baca juga:  Pro Kontra Sound Horeg di Blitar, Ini Tanggapan Bupati Blitar

Ia menyebut, kapasitas Amphitheater Penataran yang hanya mampu menampung 2.000 orang tak cukup menampung membludaknya penonton. Tribun penuh sesak, bahkan area di luar panggung utama juga dipadati penonton yang menyaksikan melalui layar lebar. Totalnya, diperkirakan lebih dari 4.800 orang hadir dalam acara tersebut.

Festival ini tak hanya menarik perhatian masyarakat lokal, tetapi juga wisatawan mancanegara. Tamu dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, hingga Kolombia turut hadir menyaksikan pertunjukan budaya yang mengangkat kisah dari epos Mahabharata.

“Ini menunjukkan Festival Kresnayana semakin dikenal luas. Apalagi, acara ini telah ditetapkan sebagai event unggulan melalui SK Bupati dan menjadi bagian dari branding Blitar sebagai Land of Kings,” tambah Suhendro.

Tak hanya menyajikan pertunjukan seni, festival ini juga diramaikan oleh stan kuliner UMKM sejak siang hingga sore hari, sebelum puncak acara digelar pada malam harinya. Sebanyak 40 pelaku UMKM lokal ambil bagian, dan dari hasil evaluasi, tercatat perputaran uang mencapai Rp 211,8 juta.

“Saya sempat turun langsung dan berbincang dengan para pedagang. Banyak yang mengatakan dagangan mereka sudah habis bahkan sebelum Magrib. Artinya, dampak ekonomi dari festival ini nyata,” ungkapnya.

Baca juga:  Kesenjangan Infrastruktur, Inisiatif Pemekaran 7 Kecamatan Blitar Selatan Makin Serius

Meskipun hingga kini Festival Kresnayana belum memungut biaya tiket masuk, Suhendro menyatakan bahwa pihaknya tengah mempertimbangkan opsi penyelenggaraan berbasis swasta di masa depan. Konsepnya bisa mengikuti pola festival budaya di Yogyakarta atau Solo, yang dikelola oleh yayasan, perusahaan, atau event organizer (EO).

“Sudah saatnya kami berpikir ke arah swastanisasi. Dengan begitu, kami tidak sepenuhnya bergantung pada APBD untuk penyelenggaraan ke depannya,” pungkasnya. (HEV/YUN)

Iklan