Pengamat politik dan sosial, M Trijanto, menyatakan bahwa kekalahan Rini Syarifah (Mak Rini) dalam Pemilihan Bupati Blitar 2024 disebabkan oleh masalah logistik yang menghambat jalannya kampanye. Menjelang hari pencoblosan, tidak adanya logistik menyebabkan mesin politik pasangan Mak Rini terhenti.
Akibatnya, Mak Rini dan pasangannya Abdul Ghoni hanya meraih 137.706 suara, jauh tertinggal dari rival mereka, Rijanto-Beky, yang mendapatkan 504.655 suara.
“Banyak informasi dari bawah yang menegaskan bahwa logistik menjelang hari pencoblosan tidak ada sehingga mesin politik stagnan alias berhenti total,” ungkap Trijanto pada Jumat (6/12/2024).
Ia menambahkan bahwa kekalahan tersebut tidak mengejutkan, mengingat dalam era demokrasi saat ini, logistik menjadi penentu utama kemenangan calon.
“Di era demokrasi kapitalis seperti sekarang, bukan elektabilitas, popularitas, atau kapasitas yang menentukan kemenangan, tapi logistik—isi tas, kesiapan logistik untuk memenangkan pertarungan bebas ini sangat menentukan,” jelas Trijanto.
Trijanto juga mengungkapkan bahwa pemilih sekarang lebih mempertimbangkan logistik yang diberikan oleh calon, bukan lagi kualitas atau integritas calon tersebut. Ia menyebutkan bahwa hal ini mencerminkan praktik demokrasi yang tidak sehat.
“Praktik demokrasi ini harus dievaluasi, baik oleh partai politik, masyarakat, maupun penyelenggara, agar demokrasi yang bergantung pada logistik bisa diubah,” katanya.
Menurut Trijanto, meskipun money politics dilarang, kenyataannya para pemenang pemilu legislatif dan eksekutif sering kali menggunakan praktik tersebut.
“Pesta demokrasi harus dievaluasi agar pemilu selanjutnya bisa menghasilkan pemimpin dengan elektabilitas, kualitas, dan kapasitas yang sesungguhnya,” tutupnya. (HEV/YUN)