Di tengah dominasi kegiatan pertanian dan peternakan konvensional, Ruli Efendi, seorang warga Desa Ngaringan di Kecamatan Gandusari memilih untuk menekuni bidang yang berbeda, yakni budidaya kura-kura air.

Kegiatan ini telah ia jalani selama beberapa tahun terakhir. Meskipun menghadapi kendala dalam hal pengiriman. Menurutnya, pemeliharaan hewan omnivora ini terbilang tidak terlalu sulit.

Ruli menjelaskan bahwa kura-kura air mulai menunjukkan produktivitasnya pada usia lima tahun. Pada masa awal produktif tersebut, seekor indukan mampu menghasilkan antara enam hingga sepuluh butir telur dalam satu musim.

Menariknya, proses perkawinan pada hewan ini terjadi secara alami tanpa perlu campur tangan manusia. “Kura-kura akan mencari pasangan secara mandiri tanpa perlu dijodohkan,” ujarnya pada Minggu (20/04/2025).

Baca juga:  Ekspedisi Cargo Jakarta Meulaboh, Peran PMTOH Cargo Dalam Proses Mempercepat Distribusi Barang

Musim bertelur kura-kura air berlangsung cukup lama, yakni dari November hingga Mei. Untuk menetaskan telur-telur tersebut, Ruli menggunakan teknik inkubasi manual dengan menanamnya dalam pasir lembap, sembari menjaga kestabilan suhu agar telur dapat menetas sempurna.

Dari segi makanan, kura-kura air tergolong hewan pemakan segala. Ruli memberikan pakan bervariasi seperti sayur-sayuran, pelet, ikan kecil, dan udang. Ia menekankan pentingnya memberikan makanan yang bergizi demi menunjang pertumbuhan yang maksimal.

Harga jual kura-kura dewasa cukup menguntungkan, berkisar antara Rp150.000 hingga Rp250.000 per ekor tergantung ukuran dan kondisi kesehatannya.

Baca juga:  Apakah Pemilik Apotek Harus Seorang Apoteker? Ini Jawabannya

Namun, usaha ini tidak lepas dari tantangan, salah satunya adalah perubahan suhu ekstrem saat musim hujan. Hal ini bisa menyebabkan kura-kura terserang flu dan kehilangan selera makan. Jika hal tersebut terjadi, hewan harus segera dikarantina agar tidak menular pada yang lain.

Kebersihan kolam dan kesehatan lingkungan menjadi aspek vital dalam budidaya ini. Ruli rutin mengganti air kolam setiap minggu dan membersihkan tubuh kura-kura dari lumut untuk mencegah infeksi kulit.

Dalam hal distribusi, ia mengaku belum pernah mengirimkan kura-kura ke luar daerah karena keterbatasan layanan pengiriman hewan hidup. Untuk wilayah lokal, ia biasanya menggunakan toples plastik untuk kura-kura kecil dan keranjang buah untuk yang lebih besar.

Baca juga:  Rekomendasi Bisnis untuk Mahasiswa yang Bisa Dijalankan Sambil Kuliah

Meskipun demikian, kura-kura air dikenal cukup kuat dan dapat bertahan dalam waktu lama selama pengiriman, asalkan tidak berada di tempat yang terlalu panas. Dengan pengelolaan yang baik dan kesabaran, Ruli meyakini bahwa budidaya kura-kura air bisa menjadi alternatif usaha yang menjanjikan.

Ia berharap semakin banyak orang tertarik menggeluti bidang ini, mengingat tingginya minat terhadap hewan eksotik. “Yang penting sabar dan konsisten, hasilnya bisa luar biasa,” tutupnya dengan optimis. (IND/SAN)

Iklan