Ada ratusan orang dengan HIV (ODHIV) baru di Kabupaten Blitar. Dari temuan tersebut, kelompok lelaki suka lelaki (LSL) menjadi penyumbang terbesar. Kondisi ini perlu menjadi perhatian seluruh pihak, terlebih menjelang peringatan Hari AIDS Sedunia setiap 1 Desember. Apalagi, jumlah kasus tahun ini masih tergolong tinggi.

Berdasarkan data Sistem Informasi HIV-AIDS (SIHA) 2.1 hingga awal November 2025, tercatat 173 orang masuk kategori ODHIV baru. Dari total tersebut, kelompok LSL mendominasi.

“Dari 173 kasus baru, 36 berasal dari kelompok LSL. Angka ini paling tinggi dibandingkan populasi lainnya,” terang Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar, dr Christine Indrawati.

Christine menjelaskan bahwa posisi kedua ditempati pasangan berisiko tinggi dengan 32 kasus, kemudian populasi umum 28 kasus, dan pelanggan PSK sebanyak 20 kasus. Selain itu, kategori lain seperti calon pengantin dengan 13 kasus, ibu hamil 7 kasus, serta anak ODHIV sebanyak 3 kasus turut menambah angka temuan tersebut.

Baca juga:  Agen Gas Elpiji di Blitar Raya Dapat Tambahan Pasokan 560 Tabung

Lebih mengkhawatirkan lagi, data menunjukkan bahwa laki-laki mendominasi dengan persentase 64 persen pada rentang usia 25–49 tahun. Dari 173 kasus baru, 110 adalah laki-laki, sementara 63 lainnya perempuan. Kelompok usia produktif ini dinilai paling rentan karena memiliki mobilitas tinggi dan aktivitas sosial yang lebih luas.

“Kelompok usia produktif memiliki risiko lebih besar karena mobilitas tinggi serta intensitas interaksi sosial yang luas. Karena itu, tingginya temuan di kelompok tertentu harus menjadi perhatian serius semua pihak,” ujarnya.

Untuk menekan penyebaran HIV, Dinkes Kabupaten Blitar telah menggandeng sejumlah LSM guna memperkuat pendampingan, konseling, dan edukasi pencegahan. Pendekatan psikologis dan spiritual tetap digalakkan sebagai bagian dari strategi menyeluruh. Edukasi berbasis komunitas juga terus diperluas agar informasi dapat menjangkau lebih banyak kelompok rentan.

Christine menekankan pentingnya keterlibatan orang tua dalam mengawasi pergaulan anak-anak mereka. Orang tua diharapkan lebih waspada dan aktif mengamati lingkungan sosial anak, baik di sekolah maupun di luar rumah. Ia menilai peningkatan kasus pada usia muda dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa edukasi seksual sehat masih belum merata.

Baca juga:  Abdullah Abu Bakar Mundur dari Wali Kota Kediri, Siapa Penggantinya?

Tren kasus HIV di Kabupaten Blitar menunjukkan fluktuasi sejak 2009. Pada 2020–2021 sempat terjadi penurunan signifikan dari 95 menjadi 68 kasus. Namun, grafik kembali menanjak pada 2022 dengan 140 kasus, lalu melonjak menjadi 199 kasus pada 2023, sebelum turun menjadi 190 kasus pada 2024 dan 173 kasus pada 2025.

Data tersebut menunjukkan bahwa upaya penemuan kasus aktif (active case finding) semakin intens dilakukan. Dinkes juga terus memperluas layanan dengan menambah kuota pemeriksaan gratis, meningkatkan skrining pada ibu hamil dan calon pengantin, serta memaksimalkan layanan HIV di puskesmas.

“Kami berharap masyarakat tidak takut memeriksakan diri. Semakin cepat ditemukan, semakin cepat pula dapat ditangani,” pungkas Christine. (HEV/YUN)

Iklan