Fenomena meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia saat ini menjadi salah satu tantangan terbesar bagi Kabupaten Blitar. Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), wilayah ini kini mencatat pertumbuhan lansia yang paling cepat dibandingkan daerah lain.
Tercatat 15,70% dari total populasi, atau sekitar 198.111 jiwa, masuk kategori Lanjut Usia (Lansia). Persentase tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional pada tahun 2023 yang berada pada angka 11,75%. Kondisi ini menunjukkan bahwa Kabupaten Blitar perlu memberikan perhatian yang lebih serius terhadap dinamika perubahan struktur demografinya.
Rijanto selaku Bupati Blitar menyampaikan bahwa meningkatnya populasi lansia membawa sejumlah konsekuensi yang tidak bisa diabaikan. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah harus segera mempersiapkan langkah strategis, terutama terkait aspek kesehatan, risiko penyakit degeneratif, serta kebutuhan pendampingan dalam aktivitas sehari-hari.
Dalam sambutannya pada kegiatan Program Lansia Berdaya (Sidaya), Bupati menekankan bahwa percepatan penuaan penduduk membutuhkan respons kebijakan yang terukur dan berkelanjutan.
“Persentase 15,70% ini memperlihatkan bahwa Kabupaten Blitar termasuk wilayah dengan peningkatan jumlah lansia yang sangat pesat. Tentu saja hal ini menghadirkan berbagai tantangan, di antaranya perhatian yang lebih kuat pada kesehatan, potensi penyakit, serta kebutuhan akan pendampingan harian,” ungkapnya pada Selasa (2/12/2025).
Melihat kondisi tersebut, Bupati Rijanto menilai bahwa dibutuhkan kerja sama menyeluruh, baik dari pemerintah daerah, lembaga terkait, maupun keluarga agar para lansia tetap bisa hidup dengan sehat, mandiri, dan memperoleh perhatian yang pantas.
Sebagai bentuk komitmen menghadapi realitas demografi ini, Pemerintah Kabupaten Blitar menyatakan dukungan penuh terhadap Program Sidaya (Lanjut Usia Berdaya) yang digagas oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN. Program nasional ini bertujuan menciptakan lansia yang berdaya, produktif, dan tetap berperan aktif dalam kehidupan sosial.
“Program Sidaya memiliki tujuan penting yaitu mewujudkan lansia yang sehat, merasa aman, mampu berpartisipasi, serta meningkatkan kualitas hidup mereka. Selain itu, program ini mendorong keterlibatan berbagai pihak dalam pendampingan lansia,” tambahnya.
Pemerintah daerah pun mulai mendorong berbagai langkah konkret seperti:
- Sekolah lansia, yaitu mengaktifkan kembali dan membentuk kelompok belajar bagi lansia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL) di berbagai desa dan kelurahan.
- Peningkatan layanan kesehatan melalui pemeriksaan rutin dan layanan kesehatan khusus lansia di seluruh fasilitas kesehatan.
- Layanan konseling dengan memaksimalkan peran Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (SATYAGATRA) di Balai Penyuluhan KB Kecamatan untuk menyediakan pendampingan psikologis bagi lansia dan keluarganya.
- Pelatihan serta pendampingan keluarga berupa bimbingan terkait perawatan lansia di rumah.
Bupati Rijanto berharap rangkaian upaya tersebut dapat mendukung tercapainya 7 Dimensi Lansia Tangguh sekaligus mencegah meningkatnya kebutuhan perawatan jangka panjang. Ia juga mengapresiasi kehadiran para lansia yang mengikuti kegiatan tersebut dan mengajak mereka untuk menjadi motor penggerak bagi lansia lainnya.
“Saya berharap panjenengan semua dapat menyebarkan ilmu dan informasi yang diperoleh kepada masyarakat sekitar sehingga manfaat dari kegiatan ini dapat dirasakan lebih luas,” ujarnya sebagai penutup.
Dengan meningkatnya jumlah lansia, Kabupaten Blitar kini berada pada titik penting untuk memastikan bahwa populasi lansia bukan sekadar kelompok yang membutuhkan perhatian, tetapi juga potensi besar yang dapat diberdayakan melalui sinergi program dan dukungan lintas sektor. (IND/SAN)




