Gunung Semeru yang terletak di perbatasan antara Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali erupsi pada Jumat malam, 6 Desember 2024, dengan letusan setinggi 800 meter dari puncaknya.

Letusan ini tercatat dalam seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan berlangsung selama 116 detik. Kolom abu yang teramati berwarna putih hingga kelabu, dengan intensitas tebal yang mengarah ke selatan. Hingga malam hari, Gunung Semeru tercatat mengalami 10 kali erupsi.

Menurut Ghufron Alwi, petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi untuk keselamatan masyarakat.

Baca juga:  Konflik Pengelolaan Sumber Air, Kejaksaan Negeri Blitar Nyatakan Siap Bela PDAM

Aktivitas di sektor tenggara, khususnya di sepanjang Besuk Kobokan, dilarang dalam radius delapan kilometer dari puncak erupsi. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menjauhi jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berisiko terlanda awan panas dan lahar yang bisa menjangkau hingga 13 kilometer dari puncak.

PVMBG juga mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru, mengingat bahaya lontaran batu pijar.

Warga diminta waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak, terutama di wilayah Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (HEV/YUN)

Baca juga:  Maling Kotak Amal di Blitar Keciduk CCTV, Jadi Buronan Polisi

Iklan