Makanan menjadi kebutuhan yang sangat penting selama periode perang, karena menjadi sumber utama untuk menjaga kesejahteraan dan kekuatan fisik. Saat pahlawan-pahlawan pergi berperang melawan penjajah, mereka membawa lima jenis makanan berbeda sebagai bekal yang sangat berharga. Salah satunya adalah makanan khas dari Blitar, Jawa Timur.

Pada masa lalu, pahlawan-pahlawan ini sering harus berjuang selama berbulan-bulan di medan perang atau tempat persembunyian mereka. Pada saat itu, pasokan makanan sangat terbatas, terutama bagi masyarakat ekonomi rendah.

Dalam situasi seperti itu, orang-orang kreatif dari masa lalu mengandalkan hasil bumi yang tersedia untuk menciptakan makanan yang tahan lama dan ekonomis sebagai bekal perang. Inilah lima jenis makanan yang menjadi sahabat setia para pejuang dalam sejarah, termasuk salah satunya khas Blitar:

Baca juga:  Harga Beras di Kota Blitar Meroket Tajam, Tembus Hingga Rp70 Ribu 5 Kg

1. Singkong Rebus

Singkong adalah makanan yang sangat dikenal dan digunakan oleh pahlawan-pahlawan sebagai pengganti nasi ketika persediaan makanan mereka habis. Singkong mudah ditemukan di sekitar hutan dan mudah diolah. Makanan ini praktis dan mengandung karbohidrat yang tinggi, sangat cocok untuk memenuhi energi pahlawan.

2. Tiwul

Tiwul adalah makanan khas Gunung Kidul, Yogyakarta, yang muncul saat Agresi Militer II. Tiwul terbuat dari tepung gaplek, yang merupakan tepung hasil pengeringan singkong yang kemudian ditumbuk. Saat ini, tiwul biasanya dicampur dengan nasi dan disajikan dengan berbagai macam lauk.

Baca juga:  Carut Marut Relokasi Pasar Tumpah Templek Blitar, DPRD Panggil Disperindag

3. Leughok

Leughok terbuat dari campuran tepung beras ketan, pisang tumbuk, dan sagu, berasal dari Aceh. Pahlawan Aceh membawa bekal leughok karena rasanya yang kaya dan kemampuannya bertahan lama.

4. Ampok

Ampok, atau yang dikenal juga sebagai nasi jagung, berasal dari Jawa dan merupakan makanan khas Blitar, Jawa Timur. Makanan ini menjadi alternatif yang baik ketika pasokan beras rendah karena musim panceklik. Jagung yang berlimpah diubah menjadi tepung kasar setelah dikeringkan dan ditumbuk.

5. Telur Asin

Baca juga:  Demi Kondusifitas, Polisi Larang Warga Kota Blitar Rayakan HUT RI dengan Battle Sound

Telur asin adalah salah satu makanan yang sangat digemari para pejuang dalam perjuangan melawan penjajah. Selain memiliki nilai gizi yang baik, telur asin juga memiliki daya tahan yang lama. Telur asin dibuat dengan merendam telur bebek dalam campuran bata, abu gok, garam, dan air selama lebih dari dua pekan untuk mendapatkan rasa yang khas.

Iklan