Leptospirosis merupakan penyakit yang berhubungan dengan tikus. Saat ini, penyakit tersebut sedang menghantui masyarakat Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Pasalnya, sepanjang Januari sampai pertengahan Februari 2023, telah ada 7 temuan kasus Leptospirosis dengan 3 pasien diantaranya meninggal dunia.

Guna mencegah penularan yang semakin meluas, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung melakukan penyelidikan secara intensif dengan menguji tikus di laboratorium.

Didik Eka selaku Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Tulungagung mengungkapkan bahwa ginjal tikus yang sudah diambil akan timnya uji di laboratorium.

Baca juga:  Musycab Ke-6 IMM Blitar: Regenerasi Menuju Gerakan Mahasiswa yang Solutif Transformatif

Petugas kesehatan juga sudah menangkap sejumlah tikus yang berada di wilayah Kecamatan Sendang. Pengambilan sampel tikus tersebut mengacu pada lokasi penemuan kasus Leptospirosis.

Bahaya Penyakit Leptospirosis

Secara medis, penyakit Leptospirosis terjadi karena bakteri yang berada pada kencing tikus. Penyakit ini bersifat mudah menular lewat makanan, tanah, maupun air yang telah tercemar kencing tikus.

Bakteri yang telah bercampur darah dalam tubuh manusia akan menyerang organ penting, seperti ginjal, paru, jantung, dan otak. Gejala yang muncul pada penderitanya adalah demam tinggi dengan nyeri kepala dan nyeri otot di sekitar betis.

Baca juga:  Safari Ramadhan PDM Kota Blitar Salurkan 180 Paket Bantuan Pangan

Apabila terlambat mendapat penanganan, penyakit Leptospirosis akan berdampak fatal, mulai dari gagal jantung, gagal ginjal, kelumpuhan, hingga berujung kematian.

Menurut Didik Eka, perburuan tikus yang sebelumnya hanya berlangsung pada radius 100 meter dari lokasi penemuan kasus, kini semakin meluas hingga lebih dari 100 meter.

Selain wilayah Sendang, petugas juga akan mengambil sampel tikus dari kawasan Rejotangan, Ngunut, Karangrejo, hingga Bandung. Tikus yang sudah tertangkap akan dibedah di laboratorium untuk memastikan keberadaan bakteri Leptospirosis.

“Upaya ini berguna untuk mencegah terjadinya perluasan kasus,” ujar Didik. Dinkes Kabupaten Tulungagung juga telah menyediakan beberapa langkah lanjutan. Apabila terdapat tikus yang positif terinfeksi, maka pihaknya akan melapor kepada kepala daerah agar segera ada tindakan pengendalian secara menyeluruh.

Baca juga:  Sempat Gagal Berkali-Kali, Anak Juru Parkir di Kediri Kini Lolos Seleksi Polisi

Tidak hanya terhadap tikus, namun juga melakukan sterilisasi pada tanah maupun hewan ternak yang ditengarai terinfeksi bakteri Leptospirosis.

Editor: Indo Guna Santy

Iklan