Mengakhiri tahun 2022, PT Bank Tabungan Negara Tbk melaporkan laba bersih Rp3,04 triliun. Hal ini merupakan berkah dari BTN yang mendukung program pemerintah Jokowi di bidang perumahan.

Haru Koesmahargyo selaku Direktur Utama BTN mengungkapkan peran besar pemerintah dalam memberi dukungan terhadap perumahan rakyat dan menjaga stabilitas ekonomi nasional menjadi pendorong bisnis perseroan.

Dukungan tersebut berupa Penyertaan Modal Negara dan peningkatan alokasi dana bagi perumahan subsidi. Tentunya, hal ini menjadi bukti dukungan yang nyata dari pemerintah untuk rumah rakyat.

“Kami akan terus berusaha untuk selalu memberikan hasil terbaik di tengah keadaaan ekonomi yang kondusif ini. Tujuannya agar kamu bisa terus mendukung pemerintah dalam memberikan akses pembiayaan yang terjangkau dan layak huni bagi masyarakat di tanah air,” tutur Haru pada Konferensi Pers Kerja pada 31 Desember 2022.

Laporan keuangan emiten bersandi saham BTN ini memberikan gambaran mengenai laba bersih per 31 Desember 2022 yang mencapai Rp3,04 triliun, angka ini naik 28,15% secara tahunan dari Rp2,37 triliun pada 2021. Peningkatan ini didukung oleh pertumbuhan kredit yang solid, kenaikan simpanan, dan perbaikan proses bisnis maupun kualitas kredit.

Baca juga:  Diiming-iming Cilot dan Pulsa, Siswi MI Disetubuhi 3 Tetangga yang Masih Remaja

Strategi dan Inovasi Merupakan Kunci Utama

Menurut Haru, capaian ini tidak lepas dari strategi manajemen BTN untuk berlayar di tengah pandemi. BTN sendiri sudah melakukan relokasi kantor sejak 2020 ke daerah yang lebih potensial.

Tidak hanya itu, perseroan ini juga berinovasi menghadirkan produk untuk menjawab kebutuhan pasar seperti KPR BTN Gaess dan KPR BTN Rent to Own. Selanjutnya, BTN juga mengoptimalkan ekosistem perumahan digital dengan beragam aplikasi.

Kredit dan pembiayaan yang tumbuh menjadi penompang pendapatan laba bersih BTN. Laporan keuangan telah mencatat kredit dan pembiayaan tumbuh sebesar 8,58% tahunan dari Rp274,83 triliun menjadi Rp298,28 triliun pada 31 Desember 2022.

KPR atau Kredit Pemilikan Rumah masih menjadi penggerak terbesar dalam bisnis BTN. Secara keseluruhan. KPR di BTN tumbuh 9,23% (year on year) menjadi Rp233,68 triliun pada 31 Desember 2022.

Pada segmen ini, KPR Subsidi tumbuh hingga 11,61% menjadi Rp145,86 triliun di akhir 2022. Dengan capain ini, Bank BTN telah memimpin pasar KPR Subsidi dengan pangsa bernilai 83 persen.

Selain akselerasi pada kredit, Bank BTN juga sukses menaikan Dana Pihak Ketiga sebanyak 8,77% (yoy) dari dari Rp295,97 triliun menjadi Rp321,93 triliun di akhir tahun 2022. Peningkatan ini juga terjadi karena dorongan kenaikan dana murah perseroan sebanyak 19,13% (yoy) menjadi Rp156,2 triliun pada Desember 2022.

Peningkatan ini juga berpengaruh pada biaya dana perseroan turun 53 basis poin dari 3,13% menjadi 2,60% (yoy) di akhir 2022. Penuruan biaya dana juga ikut menurunkan beban bunga sampai 14,94% pada akhir tahun lalu.

Adanya kinerja positif dari kredit dan DPK, aset bank yang fokus pada pembiayaan rumah rakyat menjadi naik 8,14% (yoy) dari Rp371,86 triliun menjadi Rp402,14 triliun pada akhir Desember 2022.

Keseimbangan Modal

Haru juga mengatakan bahwa pertumbuhan bisnis ini juga diimbangi dengan modal yang semakin kuat, kualitas yang membaik, dan peningkatan pencadangan sehingga bisnis Bank BTN terus tumbuh secara berkelanjutan.

Dengan adanya penambahan modal dari pemerintah, rasio kecukupan modal tier 1 Bank BTN menembus 16,13% atau naik 233 bps pada akhir tahun lalu. Selanjutnya, perbaikan proses bisnis turun menekan rasio kredit yang bemasalah gross Bank BTN sebesar 32 bps menjadi 3,38%.

Baca juga:  15 Rekomendasi Ide Bisnis Modal 5 Juta

Rasio pencadangan Bank BTN pun terus naik hingga 1.383 bps menjadi 155,65% pada 31 Desember 2022. Loan to deposit ratio Bank BTN juga masih stabil di level 92,65%. Selain itu, rasio kecukupan likuiditas berada pada level yang sehat, yakni sebesar 238,50% di akhir Desember 2022.

Tidak kalah berkilau, bisnis Unit Usaha Syariah (UUS) milik Bank BTN juga melesat selama 2022. Laba bersih BTN Syariah naik hingga 80,12% (yoy) dari Rp185,20 miliar menjadi Rp333,58 miliar per 31 Desember 2022.

Kenaikan laba bersih UUS Bank BTN ini terjadi karena peningkatan pembiayaan syariah dan perbaikan kualitas pembiayaan. Pembiayaan syariah tumbuh sebesar 14,79 persen (yoy) menjadi Rp33,62 triliun dan non-performing financing (NPF) gross menurun hingga 101 bps (yoy) menjadi 3,31% pada 31 Desember 2022.

Sedangkan, DPK BTN Syariah naik 18,38% (yoy) menjadi Rp34,64 triliun. Adanya kenaikan ini membuat aset BTN Syariah menanjak 18,18% (yoy) menjadi menjadi Rp45,33 triliun pada akhir Desember 2022.

Editor: Indo Guna Santy

Iklan