Bendosari Catat Panen 12 Ton per Hektare, Bupati Blitar Dorong Pertanian Organik

Panen Raya di Desa Bendosari (Sumber gambar: blitarkawentar.jawapos.com)

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar terus menggenjot penggunaan pupuk organik demi meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Salah satunya terlihat di Desa Bendosari, Kecamatan Sanankulon, di mana para petani bersama Bupati Blitar Rijanto menggelar panen raya kemarin (27/4).

Dalam acara tersebut, Bupati Blitar Drs. H. Rijanto, MM, bersama Dandim 0808 dan Danyon 511, menghadiri Panen Raya Padi Sehat Non-Kimia yang diselenggarakan oleh Koperasi Ben Giat Tani. Turut hadir pula perwakilan dari Kantor Pajak Pratama, Bank Indonesia (BI) Kediri, serta sejumlah pejabat dari Pemkab Blitar.

Padi yang dipanen adalah varietas Papan Lima dan Menik Susu, yang seluruhnya ditanam menggunakan pupuk organik. Luas lahan yang dipanen kali ini mencapai dua hektare.

Baca juga:  Akhir Tahun, Angka Gondongan di Blitar Tembus 300 Kasus

Bupati Rijanto mengapresiasi kreativitas dan kerja keras warga Bendosari yang berhasil menerapkan pertanian organik dengan sukses. Ia menegaskan bahwa penggunaan pupuk organik tidak hanya menghasilkan panen yang sehat dan berkualitas, tetapi juga menjaga kesuburan tanah.

“Pupuk organik itu ramah lingkungan. Selain hasil panennya lebih sehat, struktur tanah juga tetap terjaga. Kalau terus-menerus pakai pupuk anorganik, tanah bisa rusak,” tegas Rijanto.

Ia juga menyebutkan bahwa pemerintah pusat saat ini tengah mendorong peralihan dari pupuk anorganik ke organik, untuk mendukung pertanian yang lebih mandiri dan berkelanjutan.

Rijanto pun tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Berdasarkan hasil ubinan, produktivitas padi di Bendosari mencapai 8,75 ton per hektare, bahkan secara total bisa mencapai 12 ton per hektare — jauh di atas rata-rata nasional.

Baca juga:  Polres Blitar Sita Ribuan Liter Miras Oplosan Jelang Ramadan

“Itu hasil yang luar biasa. Kami akan terus mendorong penggunaan pupuk organik melalui Dinas Pertanian,” ujarnya.

Ia berharap, ke depan, semakin banyak petani di Blitar yang beralih ke pertanian organik. Rijanto juga mengapresiasi dukungan dari Bank Indonesia Kediri yang terus mendampingi petani di Bendosari.

“Pemerintah hadir untuk memakmurkan petani. Dengan kolaborasi dan pendampingan yang tepat, kami optimistis pertanian Blitar akan semakin maju,” tambahnya.

Desa Bendosari sendiri memiliki potensi besar untuk mengembangkan pertanian organik karena didukung keberadaan peternakan sapi perah. Limbah dari peternakan tersebut diolah menjadi pupuk organik melalui proses fermentasi.

Baca juga:  Ribuan Warga Serbu Kampung Coklat Blitar untuk Rayakan Tradisi Pasembahan Kakao

Sementara itu, Kepala BI Kediri, Yayat Cadarajat, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mendampingi program pertanian organik di Bendosari selama empat hingga lima tahun terakhir, mulai dari pelatihan pembuatan pupuk organik hingga pengolahan limbah susu menjadi bahan fermentasi.

“Produktivitas 12 ton per hektare ini adalah pencapaian yang luar biasa, mengingat rata-rata nasional hanya sekitar 5-6 ton per hektare,” ujar Yayat.

Saat ini, lahan pertanian organik binaan BI di wilayah Blitar sudah mencapai 20 hektare. Ke depan, BI berencana memperluas cakupan program ini agar semakin banyak petani yang merasakan manfaatnya. (HEV/YUN)

Iklan